Nama : Muhammad
Fauzan Azima
NPM :
1C414893
Kelas :
2IB06
1.
Perkembangan
Penduduk Indonesia
A.
Landasan
Perkembangan Penduduk Indonesia
Penduduk
adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan
pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di
tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu
daerah dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk
pendatang, penduduk sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang
menetap sejak lahir. Penduduk pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir
dan berasal dari tempat lain. Penduduk sementara adalah orang yang menetap
sementara waktu dan kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan
pekerjaan, sekolah, atau alasan lain.
Yang
mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang
menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana
yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena faktor –
faktor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak
terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka
ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk
yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman
yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia
hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
B.
Pertambahan
Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Pemukiman
merupakan bagian dari lingkungan hidup yang digunakan sebagai tempat tinggal
dari sekelompok manusia yang saling berinter - aksi serta
berhubungan setiap hari dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat yang tenteram,
aman dan damai. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi
sebagai hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan
penghidupan.
Pemukiman
atau perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi sosial, pendidikan,
tradisi atau kebiasaan, suku, geografi dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan
perumahan atau pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan
kualitas lingkungan perumahan tersebut antara lain fasilitas pelayanan,
perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik,
kesehatan mental, kesehatan sosial bagi individu dan keluarganya.
Tingkat
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali telah mengakibatkan munculnya
kawasan-kawasan permukiman kumuh dan squatter (permukiman liar). Untuk mencapai
upaya penanganan yang berkelanjutan tersebut, diperlukan penajaman tentang
kriteria permukiman kumuh dan squatter dengan memperhatikan kondisi sosial
ekonomi masyarakat serta lingkungannya.
C.
Pertumbuhan
Penduduk dan Tingkat Pendidikan
Dilihat
dari tingkat pertambahan penduduknya Indonesia masih tergolong tinggi, hal ini
bila tidak diupayakan pengendalianya akan menimbulkan banyak masalah. Di
Indonesia dari tingkat partisipasi anak usia sekolah baru mencapai 53% meskipun
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun telah dicanangkan oleh pemerintah.
Dibanding negara tetangga, tingkat partisipasi pendidikan kita tergolong
rendah. Hongkong misalnya tahun 1995 telah mencapai 95%, Korea Selatan 88% dan
Singapura telah mencapai 95 %. Masalah-masalah lain seperti ketenagakerjaan 77%
angkatan kerja masih berpendidikan rendah. Dampaknya terhadap pendapatan
perkapita yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas hidup. Juga
terhadap kehidupan rumah tangga seperti perceraian dan perkawinan yang akan
berpengaruh terhadap angka kelahiran dan kematian yang dalam banyak hal
dijadikan indikator bagi kesejahteraan suatu negara.
Nampaknya
sederhana, tetapi harus diingat bahwa manusia adalah sebagai subjek tetapi juga
sekaligus objek pembangunan sehingga bila tidak diantisipasi mungkin pada
gilirannnya akan berakibat ketidakstabilan atau kerapuhan suatu negara.
Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Pembangunan suatu bangsa
berkaitan erat dengan permasalahan kependudukannya. Suatu pembangunan dapat
berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki
kualitas dan kuantitas yang memadai.
D.
Pertumbuhan
Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran,
kematian, dan perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor
alami sedangkan perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua
yaitu migrasi masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi
keluar adalah mengurangi jumlah penduduk. Dalam dalam masalah ini maka penduduk
tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang melanda penduduk
tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun pemukiman yang
kumuh, seperti limbah pabrik, selokan yang tidak terawat yang menyebabkan
segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang mengakibatkan
kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.
Untuk
menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih
banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam
semua sektor kesehatan. Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor,
termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat diperlukan
untuk pengembangan pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi,
menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk
kesejahteraan manusia dan proses pembangunan. Lingkungan yang sehat
menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat
menyebabkan masyarakat yang tidak sehat pula.
E.
Pertumbuhan
Penduduk dan Kelaparan
Jumlah
penduduk disuatu wilayah saat ini sangat mencemaskan selain bertambahnya jumlah
penduduk maka semakin sempit pula bagi mereka yang untuk mendapatkan lapangan
pekerjaan ataupun untuk mencari mata pencarian mereka untuk menjalani kebutuhan
hidup, karena dapat menimbulkan angka kelaparan di bangsa ini akan bertambah
yang disebabkan masalah tadi seperti sulitnya untuk berusaha mendapatkan kerja
untuk mencukupi kebutuhan hidup karena semaki padatnya penduduk maka semakin
sempit pula peluang mereka untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan.
Dari
masalah tersebut maka angka kematian pun semakin bertambah, dan bisa merepotkan
para pemerintah untuk menyensus penduduk yang bertempat tinggal, walaupun
pemerintah sudah mencanangkan program untuk keluarga yang berencana tetapi
sulit untuk bagi kita menjalankan perintah tersebut dikarenakan masalah ekonomi
dan kebutuhan yang mendesak. Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan angka
kelahiran di Indonesia lalu diperparah dengan pola penyebaran penduduk yang
tidak merata, jika semua itu tidak segera dikendalikan, maka hal itu akan jadi
beban buat kita semua. Untuk mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka
menurut diperlukan peningkatan produsi misalnya dalam bidang pertanian.
Peningkatan produksi ini khususnya perlu terjadi di negara berkembang, di mana
terdapat mayoritas penduduk miskin dan lapar.
F.
Kemiskinan
dan Keterbelakangan
Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan. Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi negara berkembang,
bahkan negara-negara maju pun mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar
Negara berkembang. Persoalannya sama namun dimensinya berbeda. Persoalan
kemiskinan di negara maju merupakan bagian terkecil dalam komponen masyarakat
mereka tetapi bagi negara berkembang persoalan menjadi lebih kompleks karena
jumlah penduduk miskin hampir mencapai setengah dari jumlah penduduk.
Masalah
kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang berkepanjangan.
Sebagai contoh yaitu faktor yang dapat menyebabkan kegagalan program
penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Misalnya program-program penanggulangan
kemiskinan antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program Jaring
Pengaman Sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit
menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk
pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.
2. Ilmu Teknologi dan Pengetahuan
Lingkungan
A.
Keberlanjutan
Pembangunan
Pembangunan
Berkelanjutan adalah proses pembangunan lingkungan yang berprinsip “memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”.
Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran
lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan
sosial. Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu
lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga
lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan perlindungan
lingkungan. Menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan
pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan
Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan
Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi
dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini
menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir
dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik
dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan
tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan
yang terbatas.
B.
Mutu
Lingkungan Hidup dengan Resiko
Berbicara
tentang lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan.
Namun dalam perbincangan itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak
jelas. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya
pencemaran, erosi, dan banjir. Mutu lingkungan sangatlah penting, karena
merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan.
Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan
yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia
di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana
yang membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai
keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum,
perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman,
ibadah dan sebagainya.
Sudah
sekian lama Indonesia terkenal sebagai negara subur makmur dengan kondisi alam
yang sangat mendukung ditambah pula dengan potensi sumber daya mineral yang
juga ternyata sangat melimpah ruah, ternyata Indonesia sampai saat ini hanya
bisa menjadi negara berkembang, bukan negara maju. Banyak faktor yang kemudian
menyebabkan Indonesia tidak kunjung menjadi negara maju. Salah satunya adalah
pengelolaan negara yang tidak profesional termasuk dalam hal pengelolaan
potensi alam. Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial
ekonomi, dan budaya.
Pada
pasal 28H Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengamanatkan bahwa lingkungan hidup
yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Artinya
bahwa menjaga lingkungan hidup agar tetap baik dan sehat adalah sebuah
kewajiban karena merupakan bagian dari hak asasi setiap warga negara Indonesia.
.
C.
Kesadaran
Lingkungan
Kesadaran
lingkungan adalah keadaan tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, dalam hal ini
lingkungan hidup, dan dapat terlihat pada perilaku dan tindakan masing-masing
individu. Visi pembangunan yang kita anut adalah pembangunan yang dapat
memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat generasi saat ini tanpa mengurangi
potensi pemenuhan aspirasi dan kebutuhan generasi mendatang. Oleh karena itu
fungsi lingkungan hidup perlu terlestarikan. Kebijakan pembangunan Nasional
menerapkan prinsip berkelanjutan yang memadukan ketiga pilar pembangunan yaitu
bidang ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Untuk
itu diperlukannya upaya penyelamatan lingkungan hidup, walaupun masih dijumpai
beberapa kendala. Antara lain masih lemahnya penegakan hukum serta masih
rendahnya kesadaran masyarakat. Termasuk kalangan pengusaha dan industri
terhadap pengelolaan dan penyelamatan lingkungan hidup.dengan mewujudkan
lingkungan hidup yang seimbang, terkendali dan lestari, dengan pendekatan
pemberdayaan masyarakat serta perencanaan pembangunan yang berwawasan
lingkungan, maka kita juga dapat menjaga dan melestarikan lingkungan hidup ini
untuk generasi masa depan agar dapat terjaga sampai kapanpun. Maka dari itu
untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dibuuhkan beberapa metode yaitu,
pendidikan formal, pendidikan non formal, punyuluhan, pendidikan lingkungan,
dan penyuluhan masyarakat.
D.
Hubungan
Lingkungan dan Pembangunan
Peningkatan
dalam usaha pembangunan, maka akan terjadi pula peningkatan penggunaan sumber
daya untuk menyokong pembangunan dan akan timbul permasalahan-permasalahan dalam
lingkungan hidup manusia. Dalam pembangunan, sumber alam merupakan kompnen yang
penting karena sumber alam ini memberikan kebutuhan asasi bagi kehidupan. Dalam
penggunaan sumber alam tadi, hendaknya keseimbangan ekosistem proyek
pembangunan, keseimbangan ini bisa terganggu, yang kadang-kadang bisa
membahayakan kehidupan makhluk hidup.
Harus
dicari jalan keluar yang saling menguntungkan dalam hubungan timbal balik
antara proses pembangunan, penggalian sumber daya, dan masalah pengotoran atau
perusakan lingkungan hidup manusia. Sebab pada umumnya, proses pembangunan
mempunyai akibat-akibat yang lebih luas terhadap lingkungan hidup manusia, baik
akibat langsung maupun akibat sampingan seperti pengurangan sumber kekayaan
alam secara kuantitatif & kualitatif, pencemaran biologis, pencemaran
kimiawi, gangguan fisik dan gangguan sosial budaya. Beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan dalam mengambil keputusan-keputusan demikian, antara lain
adalah kualitas dan kuantitas sumber kekayaan alam yang diketahui dan diperlukan.
Akibat-akibat dari pengambilan sumber kekayaan alam termasuk kekayaan hayati
dan habisnya deposito kekayaan alam tersebut. Maka dari itu dalam rencana dan
proses pembangunan harus memperhatikan faktor perlindungan lingungan hidup.
E.
Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan Hidup oleh Proses Pembangunan
Sebagaimana
diarahkan dalam GBHN Tahun 1988, pembangunan industri merupakan bagian dari
pembangunan ekonomi jangka panjang untuk mencapai stuktur ekonomi yang semakin
seimbang dari sektor industri yang maju dan didukung oleh sektor pertanian yang
tangguh. Selanjutnya digariskan pula bahwa proses industrialisasi harus mampu
mendorong berkembangnya industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi,
pencipta lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor dan penghematan devisa,
penunjang pembangunan daerah, penunjang pembangunan sektor-sektor lainnya
sekaligus wahana pengembangan dan penguasaan teknologi.
Yang
perlu mendapatkan perhatian ialah bahwa industri merupakan salah satu sektor
pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan mencemari lingkungan.
Apabia hal ini tidak dapat perhatian serius maka ada kesan bahwa antara
industri dan lingkungan hidup tidak berjalan seiring, dalam arti semakin maju
industri maka semakin rusak lingkungan hidup itu. Industri yang menggunakan
teknologi untuk meningkatkan taraf hidup manusia akan memberikan dampak begatif
pula berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Oleh
karena itu, pelestarian lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin
negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai
manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup
di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha
yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni
bagi generasi anak cucu kita kelak. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan
adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan
ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering
disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Referensi :
Tugas
Kelompok Presentasi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar