IRR (Internal Rate of Return)
IRR adalah suku bunga dimana ekivalensi nilai dari seluruh pemasukan (penerimaan) yang terjadi pada suatu rencana investasi sama dengan ekivalensi nilai dari seluruh pengeluarannya. IRR > MARR, maka rencana investasi tersebut layak secara ekonomis. Bila ada beberapa alternatif maka dipilih rencana investasi yang IRR-nya terbesar.
Contoh
Kasus
Perusahan
FajarJaya sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi senilai Rp.
150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Arus kas yang
dihasilkan :
Tahun 1 adalah
Rp. 60.000.000
Tahun 2 adalah
Rp. 50.000.000
Tahun 3 adalah
Rp. 40.000.000
Tahun 4 adalah
Rp. 35.000.000
Tahun 5 adalah
Rp. 28.000.000
Jika diasumsikan
RRR = 10 % berapakah IRR?
Jawab :
Dicoba dengan
faktor diskonto 16%
Tahun 1 arus
kas: Rp.60.000.000 x 0,8621 = Rp.51.726.000
Tahun 2 arus kas:
Rp.50.000.000 x 0,7432 = Rp.37.160.000
Tahun 3 arus
kas: Rp.40.000.000 x 0,6417 = Rp.25.668.000
Tahun 4 arus
kas: Rp.35.000.000 x 0,5523 = Rp.19.330.500
Tahun 5 arus
kas: Rp.28.000.000 x 0,6419 = Rp.17.973.200
Total PV = Rp.100.131.700
Investasi Awal = Rp.150.000.000
Net Present
Value (NVP1) = - Rp. 49.868.300
Dicoba dengan
faktor diskonto 10%
Tahun 1 arus
kas: Rp.60.000.000 x 0,9090 = Rp.54.540.000
Tahun 2 arus
kas: Rp.50.000.000 x 0,8264 = Rp.41.320.000
Tahun 3 arus
kas: Rp.40.000.000 x 0,7513 = Rp.30.052.000
Tahun 4 arus
kas: Rp.35.000.000 x 0,6830 = Rp.23.905.000
Tahun 5 arus
kas: Rp.28.000.000 x 0,6209 = Rp.17.385.200
Total PV = Rp.167.202.200
Investasi Awal = Rp.150.000.000
Net Present
Value (NVP2) = Rp.17.202.200
Perhitungan
interpolasi :
Selisih Bunga
|
Selisih PV
|
Selisih PV dengan Investasi Awal
|
10%
|
Rp. 167.202.200
|
Rp. 167.202.200
|
16%
|
Rp. 100.131.700
|
Rp. 150.000.000
|
6%
|
Rp. 67.070.500
|
Rp. 17.202.200
|
IRR = i2 + {NPV2
/ (NPV1 - NPV2)} x (i2 – i2)
IRR = 10% +
(Rp.17.202.200 / Rp. 67.070.500) x 6 %
IRR = 11,5388 %
Kesimpulan :
Usulan
proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, karena IRR > 10%
NPV (Net Present Value)
NPV adalah
selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung
nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
Net Present Value juga merupakan selisih antara present value arus manfaat (benefit) dengan present value arus biaya (cost). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha selama umur usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu.
Contoh
Kasus
Pimpinan
perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak
ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untukmenggantimesin lama
dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,‐. Mesin barumempunyai umur
ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir
tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,‐. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash
in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,‐ dengan biaya modal
18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila
dilihat dari PV dan NPV?
Jawab :
Diskon Faktor
18%
P = P + A
(P/A,i,n) + F (P/F, i, n)
P = -75.000.000
+ 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5)
P = -75.000.000
+62.544.000 + 6.556.500
P = -5.899.500
Diskon Faktor
14%
P = 20.000.000 +
20.000.000 + 20.000.000 + ….. + 20.000.000 + 15.000.000
(1 +0,14) (1 +
0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5
P = 1.754.3859 +
15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529
P = 76.452.146 –
75.000.000 = 1. 452.146
Diskon Faktor
24%
P = 20.000.000 +
20.000.000 + 20.000.000 + ….. + 20.000.000 + 15.000.000
(1 +0,24) (1 +
0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5
P = 16.129.032 +
13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616
P = 60.024.302 –
75.000.000
P = – 14.975.698
Kesimpulan :
Penggantian
mesin ini tidak layak untuk dilakukan, karena NPV = -Rp. 5.899.500,00 yaitu NPV
< 0
Keterangan:
NPV > 0, investasi
yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan, proyek bisa dijalankan.
NPV < 0, investasi
yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, proyek ditolak.
NPV = 0, investasi
yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi.
Sumber Referensi: